๏ทฝ
_____
๐ฃ๐ฃ๐ฃ
NUKILAN DARI KITAB SYEH AL-BANI Dengan Stempel ” SHOHIH “… !!! .
(ุญุฏูุซ ุงุจู ุนู
ุฑ: โ ุฃูู ูุงู ุฅุฐุง ุฏุนู ููุฒูุฌ ูุงู: ุงูุญู
ุฏ ููู ูุตูู ุงููู ุนูู ุณูุฏูุง ู
ุญู
ุฏ , ุฅู ููุงูุง ูุฎุทุจ ุฅูููู
ูุฅู ุฃููุญุชู
ูู ูุงูุญู
ุฏ ููู ูุฅู ุฑุฏุฏุชู
ูู ูุณุจุญุงู ุงููู โ (2/145) .
* ุตุญูุญ.
ุฃุฎุฑุฌู ุงูุจูููู (7/181)
_______
Hadis Ibnu Umar bahwa jika beliau diundang untuk Menikahkan, Beliau berkata:
โSegala puji milik Allah. Rahmat Allah semoga dihaturkan pada SAYYIDINA MUHAMMAD, Sungguh fulan melamar pada kalian.
Jika kalian menikahkam maka Alhamdulillah.
Jika kalian menolak maka Subhanallahโ
๐. (Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi)
๐. Syaikh Albani: โSAHIHโ
๐ .(Irwaโ Al-Ghalil fi Takhrij Manar As-Sabil, 6/221).
.
.
________
Asy-Syaikh Al-โAllamah Al-Bajuri ุฑุญู
ู ุงููู
Beliau Menuliskan sebagai berikut:
ุงูุฃููููู ุฐูููุฑู ุงูุณููููุงุฏูุฉู ูุฃููู ุงูุฃููุถููู ุณููููููู ุงูุฃุฏูุจูุ ุฎููุงูููุง ููู ููู ููุงูู ุงูุฃููููู ุชูุฑููู ุงูุณูููุงุฏูุฉู ุฅููุชูุตูุงุฑูุง ุนูููู ุงูููุงุฑูุฏูุ ููุงูู ูุนูุชูู ูุฏู ุงูุฃูููููุ ููุญูุฏูููุซู ูุงู ุชูุณููููุฏูููููู ููู ุตููุงุชูููู ู ุจูุงูููุงูู ูุงู ุจูุงูููุงุกู ุจูุงุทููู
________
โ Yang lebih utama adalah mengucapkan kata โSayyidโ, karena yang lebih afdlal adalah menjalankan adab ”
.
Hal ini berbeda dengan pendapat orang yang mengatakan bahwa lebih utama meninggalkan kata โSayyidโ dengan alasan mencukupkan di atas yang warid saja.
.
Dan pendapat muโtamad adalah pendapat yang pertama.
Adapun hadits โLa Tusawwiduni Fi Shalatikumโ, yang seharusnya dengan โwawโ (Tusawwiduni) bukan dengan โyaโ (Tusayyiduni) adalah hadits yang batil”.
.
.
๐ Kitab “Hasyiah Al-Bajuri, (jilid 1: 156)
.
.
.
______
Asy-Syaikh AlโAllamah Ibn Hajar Al-Haitami ุฑุญู
ู ุงููู
Beliau Menuliskan sebagai berikut:
ูููุงู ุจูุฃูุณู ุจูุฒูููุงุฏูุฉู ุณููููุฏูููุง ููุจููู ู ูุญูู ููุฏูุ ููุฎูุจูุฑู”ูุงู ุชูุณููููุฏูููููู ูููู ุงูุตูููุงูุฉู” ุถูุนููููู ุจููู ูุงู ุฃูุตููู ูููู
Artinya:
โDan tidak mengapa menambahkan kata โSayyidinaโ sebelum Muhammad.
Sedangkan hadits yang berbunyi โLa Tusayyiduni Fi ash-Shalatโ adalah hadits dla’if bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu)โ.
๐ Kitab “Al-Minhaj Al-Qawim, (halaman 160)